Diposting oleh dewasa masa kini on Senin, 07 November 2011


pengertian masa remaja


Masa remaja adalah masa yang selalu ditandai dengan pergolakan. Hampir setiap keluarga mengeluhkan betapa susahnya membesarkan anak-anak remaja. Dan kecenderungan yang terjadi adalah orang tua membandingkan bahwa masa remaja mereka atau masa mereka dahulu jauh lebih baik dibandingkan dengan masa sekarang. Namun yang perlu ditekankan adalah ada hal-hal tertentu yang harus diwaspadai dengan zaman sekarang ini yaitu adanya hal-hal yang unik yang hanya ada pada zaman ini, yang tidak ada pada zaman dahulu. Keunikan zaman sekarang ini adalah globalisasi. Sekarang ini dunia disebut sebagai global village artinya kampung global yang artinya juga adalah suatu permukiman yang dihuni oleh semua penduduk dunia.
Ada beberapa hal yang mempersatukan penduduk dunia dalam satu kampung besar yaitu:
  1. Adanya jaringan komunikasi yang canggih. Sehingga batas antara manusia yang bermukim pada tempat yang berbeda menjadi sangat kabur.
  2. Adanya jaringan transportasi yang makin bertambah canggih, sehingga kita bisa terbang dari satu benua ke benua yang lain.
Jadi memang kita menjadi satu permukiman yang besar sekali, jadi bangsa atau budaya yang dominan akan menjadi budaya yang mempengaruhi budaya-budaya lain di dunia ini. Akhirnya mereka ini mempunyai satu budaya universal di kalangan remaja. Globalisasi memang tidak bisa tidak mentransmisikan atau meneruskan budaya dan didalam budaya ada nilai hidup, ada etika-etika tertentu yang memang menjadi bagian dari budaya itu sendiri. Sebab budaya tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai hidup kita atau nilai-nilai moral kita. Dampak globalisasi dalam banyak aspek positif sekali. Misalnya penyampaian dan penerusan ilmu pengetahuan dan wawasan dunia. Dan itu semua diberikan pada para remaja kita dan itu adalah hal yang bermanfaat bagi mereka.
Namun juga perlu diwaspadai juga adalah bahwa budaya-budaya yang masuk ini membawa bobot moral yang adakalanya berlawanan dengan iman kepercayaan kita sebagai orang Kristen.
Di antara sekian masalah-masalah, sebetulnya ada masalah yang paling hakiki atau masalah yang lebih menjadi landasan munculnya masalah-masalah lain yaitu:
  1. Disintegrasi keluarga atau perpecahan keluarga. Karena inilah banyak keluarga atau banyak anak-anak remaja kehilangan arah. Karena mereka menyaksikan kontradiksi-kontradiksi di dalam keluarga, sehingga akhirnya mempengaruhi nilai hidup dan perilaku mereka. Kontradiksi yang dimaksud adalah ketidakcocokan antara apa yang dikatakan orang tua dan yang diperbuat orang tua.
  2. Dan masalah yang lebih dalam lagi adalah masalah kerohanian. Sebab jika kita hidup dalam terang Firman Tuhan, takut akan Tuhan, mau benar-benar mengamalkan Firman Tuhan dalam hidup, maka akan ada banyak masalah yang dapat diselesaikan. Roma 12:1 berkata: Hendaklah kita diperbaharui dalam akal budi kita, diperbaharui artinya setelah kita menerima Yesus sebagai Juru Selamat kita dan diisi oleh Roh Tuhan seyogyanyalah kita tidak melihat dunia dan hidup ini dengan kacamata yang sama tapi kita melihatnya dengan perspektif Tuhan sendiri, apa yang Tuhan akan lakukan atau apa yang Tuhan akan katakan dalam situasi-situasi seperti ini.

More about

Diposting oleh dewasa masa kini


Menangani Masalah Remaja Masa Kini


Dinihari kita sering digemparkan dengan berita tentang masalah – masalah remaja yang semakin berleluasa. Masalah ini sering dikaitkan dengan pelbagai pihak. Contohnya:
a. ibu bapa yang mengabaikan tanggungjawab – tapi ada yang mengatakan nasihat sudah diberi tapi tak nak ikut….nak buat macam mana lagi
b. pihak berkuasa tidak tegas dalam menangani masalah juvenil – jika ditangkap…ibu bapa merayu supaya anak – anak mereka dilepaskan…macam mana nak berkuatkuasa
c. pihak sekolah yang kurang memberi didikan yang sepatutnya – di sekolah, didikan yang diberikan adalah merangkumi bidang akademik dan melibatkan sedikit sahaja bahagian sahsiah pelajar….jikalau pelajar ponteng sekolah…macam mana perkara ini dipersalahkan terhadap pihak sekolah
More about

Diposting oleh dewasa masa kini


2 Sumber Masalah Remaja Masa Kini
Permasalahan remaja sekarang lebih merupakan masalah berantai. Kecemasan karena menghadapi perubahan-perubahan yang drastis dan tidak kunjung selesai, menyebabkan remaja cenderung terbawa arus mengikuti gaya hidup atau perilaku teman sepermainannya. Sebagian dari mereka ingin mencari jalan pintas, maka terseret ke dunia narkoba. Karena butuh narkoba, mereka terlibat kriminal atau pada perempuan terlibat prostitusi. Karena aktivitas mereka dalam penyalahgunaan obat maupun seks, mereka jadi lebih rentan terhadap Penyakit Menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Dan seterusnya. Lalu, bagaimana solusinya?

"Setiap generasi remaja memiliki dunianya sendiri dan permasalahannya sendiri. Karena itu tidak benar jika kita selalu mencoba menangani masalah remaja masa kini dengan ukuran masa lalu. Termasuk dalam hal meningkatnya penyalahgunaan seks dan narkoba, serta merebaknya ancaman HIV/AIDS," papar Dr Sarlito W Sarwono, psikolog kondang saat berbicara dalam round table diskusi di BKKBN Pusat.
Salah satu ciri remaja masa kini yang oleh Sarlito kerap disebut remaja post modern atau pasca modern (karena eranya sudah melampaui jaman modern, sudah masuk era informasi) adalah memiliki masa transisi terus menerus. Pasalnya, dunia sekitar mereka mudah berubah dan banyak variasi norma hukum, sosial, agama, adat, psikologi yang harus dihadapi sehingga remaja sekarang merasa bahwa status sosialnya tidak pasti, serba canggung. Karena itulah muncul kendala komunikasi dengan lingkungan, sedang hubungan dengan keluarga,teman dan kerabat dekat makin semu.
Dengan kata lain, ungkap Sarlito, ada dua sumber masalah remaja masa kini. Pertama, masalah yang berasal dari dalam dirinya sendiri yaitu libido seksualitas dan naluri agresi yang tumbuh terus sesuai dengan pertumbuhan jiwa dan fisik remaja. Kedua, masalah lingkungannya, yaitu banjir informasi melalui teknologi yang makin canggih, perkembangan teknologi yang super cepat, timbulnya norma ganda sebagai akibat perubahan tersebut dan sulitnya mencari pedoman hidup yang pasti.
Menurut Sarlito, di antara berbagai masalah yang harus dihadapi oleh remaja pasca modern, masalah paling berat dan tidak terlalu menjadi masalah di masa lalu adalah masalah perubahan norma. Beberapa di antara perubahan norma itu antara lain soal nikah antaragama yang dulu boleh sekarang dilarang, masalah busana yang dulu tidak pantas sekarang lazim dipakai, masalah hubungan seks pra nikah yang dulu Barat sekarang Barat dan Timur, masalah kawin paksa, khitan wanita yang dulu biasa sekarang aneh dan masalah pornografi yang dulu haram sekarang umum.
Sementara itu, kepercayaan masyarakat tentang seks tidak banyak berubah. Mitos tentang seks yang masih beredar di masyarakat seperti penyakit kelamin bisa dicegah dengan jamu, pil anti biotik dan mencuci alat kelamin. Belum lagi adanya mitos bahwa hubungan seks lebih baik daripada masturbasi dan lain-lain.
"Pada gilirannya, kemandegan proses kepercayaan masyarakat yang harus tabrakan dengan perubahan cepat era pasca modern mengakibatkan dampak besar pada remaja. Seperti, tidak peduli, cemas, depresi, tidak adanya sarana penyaluran seksual, canggung akan perilaku antar jenis kelamin, hubungan seks pra nikah, aborsi, pernikahan dini, Penyakit Menular seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS," jelasnya lagi.
Psikolog yang lebih dikenal sebagai seksolog dan tergabung dalam Asosiasi Seksolog Indonesia ini juga mengungkapkan data menarik dari hasil-hasil penelitiannya. Ternyata, remaja yang mendapat pendidikan seks sebelum pernah melakukan hubungan seks, justru akan menunda hubungan seks pertamanya. "Bukan malah mempercepat seperti yang diyakini orang selama ini, sementara remaja yang mendapat pendidikan seks sesudah pernah melakukan hubungan seks akan melakukannya dengan teknik yang aman."
Diakuinya, perilaku seks remaja Indonesia jauh lebih rendah ketimbang perilaku remaja Amerika Serikat, baik secara kuantitaif (persentase) maupuan kualitatif (jenis perilakunya). Namun juga terbukti bahwa perilaku seks tida selalu ada hubungannya dengan keyakinan agama. Ini jelas merupakan suatu hal yang bertentangan dengan pendapat masyarakat bahwa agama selalu bisa menjamin perilaku seksual yang baik.
"Bukan itu saja, penelitian lain oleh dua orang dokter kebidanan yaitu dokter Dalana di Solo dan Biran Affandi di Jakarta pada tahun 1995, menghasilkan temuan yang bertentangan dengan pendapat umum. Tempat senggama remaja bukan terbanyak di temapat-tempat maksiat atau tempat umum seperti hotel, taman ria dan lain-lain, tetapi di rumah sendiri," kata Sarlito menegaskan.

Alternatif pendidikan reproduksi
Rumitnya masalah remaja pasca modern, lebih merupakan masalah berantai. Menghadapi remaja pasca modern tidak bisa lagi dengan mencari satu faktor penyebabnya kemudian memikirkan satu jalan keluarnya. Misalnya, merosot etika sehingga perlu pendidikan budi pekerti atai merosot imannya sehingga perlu pendidikan agama atau pendidikan seks. Oleh karena itu, pemecahan melalui pendidikan reproduksi pun tidak bisa sederhana.
"Tidak semua remaja bisa diperlakukan sama, sehingga diperlukan pendidikan alternatif. Setiap alternatif mengandung konsekuensi dan resiko. Tetapi setidaknya, dengan adanya alternatif bisa dirancang program pendidikan yang lebih sesuai dengan kondisi masing-masing remaja."
Lebih jauh dijelaskan Sarlito, pendidikan alternatif pertama adalah batas diri meliputi seks terbatas lagi (abstinensi, monoloyalitas, kondom), pembatasan sesuai ajaran agama, kembali ke tradisi/adat. Alternatif kedua, adalah bebaskan diri meliputi perluasan wawasan, toleransi tinggi, coping/ adjustment terhadap perubahan dan perbedaan.
Dalam memberikan pendidikan kespro di sekolah, dr Lula Kamal berpendapat dapat dimulai dari kelas 5 - 6 SD hingga SMA. Alternatif lainnya, dengan memanfaatkan guru Bimbingan Penyuluhan (BP) yang telah mendapatkan pelatihan untuk menjadi tempat bertanya para siswa, baik mengenai kesehatan reproduksi maupun penyerapan HIV/AIDS. Tak kalah pentingnya, menyediakan suatu wadah yang mudah dijangkau oleh para remaja jika mereka mempunyai masalah dalam hal kesehatan reproduksi, yang bersifat tidak menyalhkan tetapi lebih mencari jalan keluar dari suatu masalah.
"Pokoknya, jangan sampai para siswa belajar masalah kesehatan reproduksi dari sumber yang salah, apalagi dengan melakukan learning by doing," ujar dokter selebritis yang kerap memberikan ceramah tentang kespro, narkoba dan kaitannya dengan penularan HIV/AIDS pada kaum remaja di sekolah maupun perguruan tinggi. RW
 
More about

Diposting oleh dewasa masa kini


Tugas dan tahap perkembangan remaja 2



Pada usia tersebut, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis
2. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
3. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
4. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
5. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
6. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
7. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
8. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai warga negara
9. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial
10. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku (Havighurst dalam Hurlock, 1973).
Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu:
1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.
3. Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan tentang fenomena akhir abad dua puluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang datang dari perubahan sosial yang cepat dan membingungkan serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis untuk menghadapinya. Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan obat-obatan, depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan kesedihan yang kronis.
4. Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju dewasa ini membutuhkan orang yang sangat kompeten dan trampil untuk mengelola teknologi tersebut. Ketidakmampuan remaja mengikuti perkembangan teknologi yang demikian cepat dapat membuat mereka merasa gagal, malu, kehilangan harga diri, dan mengalami gangguan emosional.
5. Bellak (dalam Fuhrmann, 1990) secara khusus membahas pengaruh tekanan media terhadap perkembangan remaja. Menurutnya, remaja masa kini dihadapkan pada lingkungan dimana segala sesuatu berubah sangat cepat. Mereka dibanjiri oleh informasi yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk diserap dan dimengerti. Semuanya terus bertumpuk hingga mencapai apa yang disebut information overload. Akibatnya timbul perasaan terasing, keputusasaan, absurditas, problem identitas dan masalah-masalah yang berhubungan dengan benturan budaya.
6. Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).
Menurut saya, sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.

More about

Diposting oleh dewasa masa kini

Masalah-Masalah Remaja 
Sesuai dengan karakteristik perubahan yang terjadi pada masa remaja itu sendiri dihadapkan kepada berbagai masalah yang menyangkut berbagai aspek perkembangan. masa kini remaja lebih banyak dihadapkan dengan berbagai tuntutan sebagai konsekuensi dari perkembangan masa sekarang yang sering disebut sebagai era globalisasi dengan segala aspek dan dampaknya. Kehidupan remaja tidak dapat lepas dari kondisi kehidupan masa kini. Timbulnya masalah banyak berhubungan dengan tuntutan tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh remaja disuatu pihak, dan kurang mampuan remaja di pihak lain. Dengan demikian, masalah yang sering dihadapi remaja adalah berkenan dengan pengaruh dan tantangan dari lingkungan. Kegagalan dan penyesuaian diri ini dapat menimbulkan gejala kelainan tingkah laku para remaja, dan dapat meluas menjadi kegagalan dalam perkembangan remaja secara keseluruhan.

Masalah-masalah remaja berhubungan pula dengan ruang lingkup kehidupan para remaja itu sendiri mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam hubungan dengan keluarga, para remaja sering menghadapi masalah yang timbul karena terjadinya pergeseran peran dalam keluarga yaitu darianak-anak ke remaja yang menuntut peran yang berbeda. Dalam hubungan ini remaja sering menghadapi masalah yang berkaitan dengan ; (1) hubungan dengan orang tua, (2) hubungan dengan saudara, (3) penyesuaian norma dalam keluarga, (4) konflik dengan tuntutan orang tua.

Dalam hubungan dengan sekolah, masalah yang umumnya dihadapi oleh remaja antara lain dalam hubungan dengan : (1) cara belajar, (2) penyesuaian pendidikan, (3) penyesuaian dengan norma sekolah, (4) pemilihan jurusan, (5) pemilihan teman, (6) hubungan dengan guru dan sebagainya demikian pula dalam hubungan dengan masyarakat, para remaja sering menghadapi berbagai masalah, terutama dalam penyesuaian terhadap norma-norma masyarakat.
Dalam hubungan dengan dirinya sendiri, para remaja sering menghadapi masalah-masalah seperti : (1) kesehatan, (2) agama, dan pandangan hidup, (3) penggunaan waktu, (4) pertumbuhan jasmani, (5) perkembangan bagan seksual, (6) keuangan, (7) penyesuaian minat.
Dalam hubungan dengan karir atau pekerjaan masalah yang sering dihadapi oleh remaja adalah hal-hal yang berkenaan dengan : (1) informasi karir, (2) ketrampilan memasuki dunia karir, (3) informasi diri, (4) perencanaan masa depan dan karir, (5) penyesuaian karir.

Dalam menghadapi tantanagn masa kini, para remaja dituntut untuk memiliki kemampuan penyesuaian diri yang meliputi penyesuaian personal, sosial, edukasional, vokasional, spriritual dan moral. Situasi tantangan masa kini yang sering disebut sebagai era globalisasi, era modern, era iptek, dan sebutan lainnya mempunyai kondisi dan tuntutan yang jauh berbeda dengan masa lalu. Dengan kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pengaruh budaya asing akan makin kuat dan menantang pola-pola hidup remaja masa kini. Untuk menghadapinya dengan baik, remaja dituntut untuk memiliki kualitas nilai-nilai yang dapat dijadikan filter pengaruh luar.

Bagaimana Menghadapi Remaja ?
Dalam usaha menghadapi remaja, secara psikologis ada dua hal yang dapat dijadikan sebagai pangkal tolak yaitu : (1) berusaha memahami perasaan dan situasi remaja, dan (2) memahami perasaan diri sendiri. Untuk itu beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Perlu mengetahui pengalaman remaja dimasa lalu (seperti perkembangannya, penerimaan dirinya, perlakuan masa kecil, kepuasan dirinya, dan sebagainya).
2. Perlu mengetahui dorongan-dorongan yang menyebabkan remaja berbuat sesuatu (misalnya kebutuhan untuk disayangi, ingin meniru, ingin diperhatikan, ingin menyayangi, dan sebagainya).
3. Bersikap jujur kepada remaja dan jangan berpura-pura.
4. Hidup dengan remaja dan bukan hidup untuk remaja.
5. Memberi kesempatan terhadap remaja untuk mengemukakan pendapatnya secara bebas dan penuh pengertian.


GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA REMAJA

A. Pengertian Masalah Psikologis
Masalah psikologis atau biasa disebut gangguan kesehatan jiwa dalam taraf ringan mungkin pernah kita alami dikehidupan kita. Mungkin kita tidak menyadari dan tidak berusaha untuk mengatasinya karena menganggap ringan. Memang masalah psikologis yang tarafnya masih ringan seperti : rendah diri, rasa kuatir yang berlebihan, merasa bersalah, kurang percaya diri, mudah marah-marah, mudah tersinggung, putus asa, hendaknya jangan dianggap ringan, sebaliknya harus segera diatasi sebelum menjadi berlarut-larut dan kompleks yang mengakibatkan kondisi kesehatan jiwa terganggu.

Remaja yang mengalami masalah psikologis atau gangguan kesehatan jiwa pada taraf ringan (neurose) tidak menunjukkan gejala yang aneh. Ia masih dapat berfikir, berkata-kata dan bertindak, berkomunikasi dengan orang lain secara baik dan normal, sebaliknya remaja yang mengalami gangguan jiwa (psychose) atau gangguan jiwa yang berat kepribadiannya jauh dari realitas, segi tanggapan, perasaan, emosi sangat terganggu, tidak ada integritas dan ia hidup dari alam kenyataan.

Dalam makalah ini tidak dibicarakan tentang gangguan dan penyakit jiwa secara terperinci, cukup sekedar mengenal beberapa macam saja yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

Gangguan kesehatan jiwa pada taraf ringan (neurose) seperti yang disebutkan diatas, semuanya itu mengganggu ketenangan hidup, misalnya tidak bisa tudur nyenyak, tidak nafsu makan dan sebagainya.

B. Macam-macam Masalah Psikologis
Masalah psikologis dijeniskan antara lain sebagai berikut :
1. Neurose atau gangguan jiwa pada taraf yang ringan seperti :
Ketegangan batin, rendah diri, rasa kuatir yang berlebihan, gelisah/cemas, takut yang tidak beralasan, mudah tersinggung, putus asa, pikiran-pikiran buruk, mudah marah, merasa bersalah dan sebagainya.
2. Psychose atau gangguan jiwa pada taraf yang berat seperti :
Histeria, kepribadian dari segala segi, seperti tanggapan perasaan/emosi terganggu, tidak ada integritas, hidup jauh dari alam kenyataan.

C. Sebab-sebab Remaja Mengalami Masalah Psikologis

1. Kebutuhan Pokok Kejiwaan Yang Tidak Terpenuhi
Dalam kehidupan manusia memerlukan kebutuhan-kebutuhan pokok tertentu agar manusia tetap hidup dengan sejahtera dan bahagia, sehat dan kuat phisik dan psikis.

Kebutuhan phisik dapat terpenuhi melalui makan, minum, sex, olah raga dan bekerja. Kebutuhan psikis dapat terpenuhi melalui hal-hal yang bersifat kejiwaan, yaitu berupa kasih sayang, rasa aman, penghargaan (pujian), rasa diterima oleh kelompoknya atau orang lain, rasa disukai dan disenangi oleh orang lain. Kebutuhan psikis atau kejiwaan tersebut sangat diperlukan oleh setiap orang pada setiap fase perkembangan kehidupan orang setiap hari.
Diantara bermacam-macam kebutuhan psikis atau kejiwaan tersebut kebutuhan akan kasih sayang merupakan kebutuhan yang terpenting bagi perkembangan kehidupan seseorang, baik anak remaja maupun orang tua.

Bayi memerlukan kasih sayang sejati dari ibunya, anak yang dibesarkan dengan timangan dan kasih buaian yang penuh dengan perasaan kasih sayang akan berkembang dengan sempurna sesuai dengan harapan. Kebutuhan psikis atau kejiwaan itu harus dipenuhi sedini mungkin yaitu sejak bayi, dan apabila kebutuhan pokok kejiwaan seseorang anak tidak terpenuhi maka mungkin akan dapat mengakibatkan timbulnya masalah psikologis dalam diri anak itu.

Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok phisik anak, peranan orang tua sangat menentukan. Orang tua harus senantiasa ingat bahwa Tuhan telah memberikan anugerah dan rahmat berupa anak sekaligus memberikan mandat kepada orang tua untuk membesarkannya, mengajar dan mendidik anak dengan baik. Oleh karena itu orang tua harus senantiasa menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan keluarga yang antara lain demi kebahagiaan dan kesejahteraan anak. Salah satu hak anak adalah dikasihi dan disayangi oleh orang tua ataupun pengganti orang tua.

Apabila dalam keluarga salah satu atau kedua orang tua sudah tidak ada lagi yang disebabkan oleh kematian, perpisahan, perceraian, maka akan seringkali timbul berbagai masalah yang dapat mempengaruhi kehidupan anak/remaja.
Keluarga yang tanpa orang tua, baik salah satu atau keduanya umumnya disebut keluarga yang pecah dan ini akan menimbulkan masalah-masalah psikologis pada diri anak-anak. Anak dari keluarga yang telah pecah lebih banyak mempunyai masalah dibandingkan dengan anak/remaja yang berasal dari keluarga yang tidak pecah.

Masalah yang dialami anak-anak/remaja dari keluarga yang pecah antara lain : rasa tegang, mudah marah, kurang dapat mengontrol diri, putus asa, kurang berani dalam bergaul (rendah diri), masalah lainnya adalah kurang terpenuhinya kebutuhan pokok kejiwaannya yaitu kasih saya dan perhatian. Karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua maka akibatnya anak-anak/remaja mempunyai kecendrungan mengalami masalah psikologis seperti rendah diri, merasa tidak aman, merasa cemas, merasa takut, frustasi dan sebagainya.

2. Pengaruh Proses Pertumbuhan dan Perkembangan
Masa remaja bertepatan pada masa usia sekolah menengah yaitu SMTP-SMU/SMK dimulai ketika anak menginjak umur 13 tahun ketika masuk SMTP dan diakhiri pada umur 18 tahun ketika keluar dari SMU/SMK. Telah kita ketahui bahwa masa remaja dimulai sejak berumur 12 tahun dan berakhir pada umur 21 tahun.
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian, karena sifat-sifat khasnya dan karena peranannya yang menentukan kehidupannya dalam masyarakat orang dewasa.

Masa remaja merupakan masa yang cukup sulit di dalam periode kehidupan manusia, masa remaja digambarkan sebagai angin topan dan tekanan, gambaran ini menunjukkan bahwa dimasa ini timbul banyak masalah pada diri remaja.
Setiap masa dalam kehidupan manusia mempunyai masalah tetapi masalah yang terjadi dalam masa remaja lebih banyak dari masa-masa yang lain. Timbulnya banyak masalah merupakan akibat dari erubahan-perubahan pada tubuh dan perkembangan psikis yang terjadi selama masa remaja.

Perubahan tersebut tentunya membawa dampak positif ataupun negatif, sehingga menimbulkan berbagai persoalan yang khusus pada para remaja. Dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja baik pisik maupun psikis, apabila negatif misal : tubuh tumbuh kurang baik, wajah kurang menarik, sikap kurang luwes maka akan muncul masalah-masalah psikologis bagi para remaja yang mengalaminya.
Hal-hal tersebut merupakan penyebab remaja mengalami masalah-masalah psikologis walaupun tidak kentara gejalanya.

D. Pencegahannya
Dalam mencegah agar jangan sampai anak atau remaja itu mengalami gangguan atau masalah psikologis tentunya ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Seperti yang telah diuraikan diatas faktor kasih sayang dan perhatian adalah faktor utama dalam membimbing anak/remaja agar terbebas dari pengaruh/masalah psikologis.

1. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kesehatan Jiwa
Pendidikan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anak terutama pendidikan waktu kecil banyak menentukan hari depan seseorang, apakah ia akan bahagia atau menderita, apakah ia akan menjadi orang baik atau tidak, apakah ia akan menjadi orang yang cinta damai atau penghiatan. Demikian pula tentang ketentuan agama seseorang ditentukan pula oleh macam pendidikan yang dilaluinya sejak kecil.

Oleh karena itu hubungan antara pendidikan dan kesehatan jiwa sangat erat. Yang dimaksud dengan pendidikan dalam hal ini ialah yang diterima oleh anak/remaja di rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Akan kita lihat begitu besar pengaruh pendidikan itu atas kelakuan anak-anak, ada yang jadi nakal, keras kepala dan sebagainya. Dalam hal ini akan terlihat pula betapa pentingnya pendidikan agama dalam pembinaan kepribadian si anak.
Masalah anak-anak dan pendidikan adalah suatu persoalan yang amat menarik perhatian, terutama bagi ibu-ibu yang setiap hari menghadapi anak-anak yang membutuhkan didikan.

Semua mengakui bahwa setiap orang tua ingin agar anaknya sehat, pandai, sopan dan menjadi orang yang baik nantinya. pada kenyataannya masih banyak anak-anak yang merasa dirinya tidak disayangi oleh orang tuanya, perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan itulah yang sering mempengaruhi kelakuan, perasaan serta kesehatan mereka dan ini oleh karena orang tua dipandang sebagai kesukaran-kesukaran yang harus diatasi.

Pengalaman-pengalaman pahit maupun manis yang dilalui anak sewaktu kecil mempengaruhi dalam kehidupannya nanti. Kepribadian remaja (kebiasaan-kebiasaan, sikap dan pandangan hidup) terbentuk dari pengalaman sejak kecil.
Pengalaman itu termasuk pendidikan, perlakuan orang tua, sikap orang tua terhadap dirinya. Pengalaman-pengalaman itulah yang menentukan kesehatan jiwa remaja, bahagia atau tidaknya ia dikemudian hari.

Kesehatan jiwa mempunyai pengaruh atas keseluruhan hidup remaja, oleh karena itu unsur yang berkaitan dengan kesehatan jiwa yaitu perasaan, fikiran, kelakuan dan kesehatan harus selalu dijaga agar terjamin ketentramnan hidup seseorang.

Pendidikan adalah penanaman sifat-sifat yang baik kepada anak seperti sopan santun, budi pekerti, tata tertib, agama yang kesemuanya ditujukan kepada anak. Dalam pendidikan terutama pendidikan dalam rumah tangga yang terpenting adalah keadaan dan suasana rumah tangga, keadaaan jiwa ibu dan bapak, hubungan antara anak-anak ini harus diperhatikan karena segala persoalan orang tua itu akan mempengaruhi anak, sbab apa yang sedang ibu dan bapak rasakan akan mencerminkan tindakan-tindakan mereka.

2. Mendidik Anak Dalam Rumah Tangga
Kesiapan orang tua dalam mendidik anak dalam rumah tangga perlu menjadi perhatian, sebab sikap jiwa orang tua berpengaruh dalam menyambut kelahiran anak, yang natinya mempengaruhi kesehatan jiwa anak.
Hubungan antara ibu dan bapak hendaknya senantiasa baik yang mana saling pengertian, saling menghargai dan cinta mencintai dalam arti yang sesungguhnya.
Kasih sayang yang selalu nampak dari orang tua dalam mendidik anak akan membuat anak merasa aman tentram dan damai. Kondisi yang diciptakan itu apabila terpelihara akan membuat anak yang tumbuh dewasa akan mempunyai perilaku yang baik untuk seterusnya.
Anak yang tumbuh dan berkembang dalam kasih sayang yang cukup dari orang tuanya kelak akan menjadi manusia dewasa yang berbudi pekerti yang baik pula.

3. Pendidikan Anak di Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak-anak dalam berlatih dan menumbuhkan kepribadiannya. Anak disamping mendapat transfer ilmu pengetahua juga mendapatkan pendidikan dan pembinaan kepribadian. Pada dasarnya pendidikan yang diperoleh anak melalui sekolah kelak akan berguna bagi dirinya, terutama didalam menghadapi kesukaran-kesukaran dalam hidupnya.
Pendidikan serta pembinaan kepribadian anak yang dimulai dari rumah tangga, harus dilanjutkan dan disempurnakan oleh sekolah, dengan demikian maka anak akan menjadi terpimpin dengan baik, tentunya dalam proses itu perlu adanya kasih sayang serta perhatian dari berbagai pihak.

Apabila hal itu selalu dilaksanakan baik oleh orang tua maupun guru-guru di sekolah, maka sikap dan perilaku anak selalu berada pada norma-norma hidup, baik norma keluarga maupun norma masyarakat.

Remaja dalam masa pertumbuhannya disamping mendapatkan kasih sayang yang cukup hendaknya selalu diingatkan melalui peraturan-peraturan yang harus dipatuhi agar tingkah laku mereka selalu terkontrol. Sekolah dan keluarga sangat berperan dalam mengarahkan para remaja agar terhindar dari perilaku-perilaku yang iseng, karena justru melalui perbuatan yang iseng itu para remaja akan terbiasa untuk berbuat iseng yang akhirnya timbul menjadi kenakalan-kenakalan itu kalau sampai berlarut-larut dilakukan akan menjadi masalah yang merugikan baik pada diri remaja itu sendiri maupun terhadap lingkungan. Melalui pendidikan di sekolah dan adanya kerjasama antara orang tua dan sekolah diharapkan dapat membantu pencegahan masalah-masalah yang timbul, baik masalah-masalah psikologis maupun masalah-masalah kenakalan.

KESIMPULAN

Masalah atau gangguan psikologis yang sering dialami oleh para remaja timbul karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak, juga dimungkinkan karena orang tua terlalu memberikan proteksi/ perlingungan yang berlebihan dalam membimbing anak.
Hal ini terlihat dari sikap-sikap para remaja yang mengalami masalah gangguan psikologis, yaitu antara lain : rasa kuatir yang tidak beralasan, rasa takut yang berlebihan, minder/rendah diri, mudah marah, susah bergaul, pemalu, selalu ragu-ragu dalam bertinsdak, kurang percaya diri, sulit menyesuaikan diri dalam pergaulan, murung, merasa bersalah dan sebagainya.

Langkah-langkah Pencegahan :
A. Menekankan pengaruh pendidikan terhadap jiwa
Pendidikan dan bimbingan anak diberikan sedini mungkin, terutama pendidikan waktu kecil, karena pendidikan itulah yang banyak menentukan hari depan seseorang. Melalui pendidikan dapat tertanam dihati anak sikap-sikap yang baik seperti sopan santun, budi pekerti yang baik, tata tertib, agama dan sebagainya.

B. Memberikan Pendidikan Dalam Rumah Tangga
Dalam memberikan pendidikan serta bimbingan kepada anak, suasana keluarga yang harmonis hendaknya tercipta, karena dengan adanya kedamaian dalam rumah tangga itu akan menimbulkan ketentraman hati anak. Unsur kasih sayang dan perhatian harus diberikan kepada remaja, sehingga remaja yang sedang tumbuh dan berkembang dapat berjalan normal.
Remaja harus diberikan kepercayaan dalam berbuat dan bersikap, tentunya perbuatan dan sikap tersebut harus dilandasi norma-norma dan agama. Orang tua selalu memberikan contoh perilaku yang baik misalnya saling menyayangi, saling mencintai, perhatian terhadap anggota keluarga, memberikan kesempatan kepada anak yang sedang tumbuh remaja untuk bertukar pikiran/pendapat tentang masalah-masalah apapun kepada ibu dan bapaknya.

C. Mengembangkan Pendidikan Anak di Sekolah
Sekolah yang disebut juga sebagai lingkungan kedua bagi anak dalam mengembangkanb kemampuannya, maka sekolah sangat membantu didalam pembinaan dan pembimbingan anak.
Disamping itu sekolah juga membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan intelektual mereka sehingga mereka menjadi anak yang pandai dan cerdas.
Hal lain adalah sekolah juga membina kepribadian anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan orang tua, sekolah dan masyarakat.
Melalui pengembangan pendidikan di sekolah diharapkan anak/remaja dapat menyalurkan serta mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.
Remaja yang sedang tumbuh, disamping mendapatkan kasih sayang serta perhatian yang cukup perlu adanya kegiatan-kegiatan yang menyibukkan untuk menga
Edit HTMLrahkan minat, bakat dan kemampuannya. Hal ini agar mereka terhindar dari perilaku yang iseng dan pikiran-pikiran serta kahayalan yang tidak menentu.Dengan langkah-langkah pencegahan yang telah disebutkan maka diharapkan remaja yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan akan terhindar oleh gangguan atau masalah psikologis yang pada umumnya dialami oleh para remaja.
More about

Diposting oleh dewasa masa kini

alay adalah remaja sejati, menjadi alay adalah gaya hidup masa kini…
Tidak dipungkiri komunitas alay terdiri dari kaum remaja dan ABG, usia mereka barangkali usia sekolah SMP dan SMA. Dulu waktu kenal alay saya seperti sebagian dari teman-teman saya yang mengatakan alay adalah norak. Sampai- sampai beberapa musik tertentu bisa saya katakan sebagai musik alay, karena adanya kepastian bahwa anak alay pasti isi HP nya lagu-lagu itu. Tentu karena saya memiliki pandangan berbeda dengan mereka, karena saat itu saya bukan lagi remaja ada atau ABG. Mungkin pandangan saya mengatakan bahwa alay itu norak, namun mereka yang mengaku anak alay mengatakan “Gw adalah alay sejati dengan segala kelebihan dan kekerenannya”. Yeah masalah gaya memang sifatnya subjektif.
Saat ini saya sudah terbuka dengan keberadaan mereka, fenomena alay sudah bisa saya terima. Usut punya usut saya melihat anak alay sebagai remaja yang memulai wacana kehidupan baru, melihat gaya teman dan kaum selebritas yang terpampang di berbagai media. Menurut mereka mengikuti gaya orang adalah cool . Saat itu juga tidak dipungkiri bahwa remaja adalah mereka yang sedang tumbuh mencari jati diri “who Am I ?” dan segala hal yang mencakup hidupnya. Bahkan mungkin di dunia remaja dan ABG mereka yang tidak alay tidak mampu untuk masuk ke dunia komunitas mereka, bagi mereka menjadi alay adalah jati diri “ini gw…”, menjadi alay adalah remaja sejati, menjadi alay adalah gaya hidup masa kini…
Ketika seorang anak remaja dan ABG mencari jati dirinya, maka lingkungan lah yang menentukan, ketika seorang remaja menjadikan diri mereka sebagai bagian dari alay, maka saya melihat bahwa biarkanlan mereka dengan jati diri yang pada saat itu mereka rasa sebagai kebenaran, saya berharap dengan penerimaan terbuka terhadap keberadaan mereka menjadikan anak alay menjadi lebih bertanggung jawab, menjadikan anak alay lebih beretika, dan pada saat yang sama menerima keberadaan alay menunukkan sikap positif bahwa “mereka bisa menjadi lebih baik”. Saya lebih memilih untuk menerima mereka dibanding dengan sekedar menjadikan sebagai masalah, hanya karena perbedaan persepsi. Bukan berarti saya menganggap anak alay adalah mereka yang tidak baik, bukan. Karena dalam pandangan kaum dewasa banyak hal yang memang terlalu lebay. Bisa dipahami bahwa ini adalah sudut pandang dari orang dewasa. Saya yakin jika fenomena alay mungkin akan berlangsung dalam masa remaja mereka, karena saat memasuki dunia kuliah dan menghadapi banyak nuansa kehidupan yang baru, gaya alay akan semakin pudar, dengan menyadari akan hal itu maka saat ini menerima fenomena alay untuk tetap kreatif dalam tatanan budaya, etika dan tanggung jawab adalah hal baik dan win – win solution. Tanpa mereka dunia menjadi hampa, tanpa mereka warna-warni dunia hanya hitam, abu-abu dan putih, dan satu hal lagi tanpa mereka industri kreatif musik gak bakalan jadi booming seperti saat ini, apalagi saat ini berkembang aliran musik alay.
Jika kita memiliki adik, saudara, teman atau kenalan yang kita nilai sebagai alay, maka tetap tersenyumlan kepada mereka tanpa ada pendiskreditan gaya mereka. Begitu juga mungkin diantara teman-teman ada yang merasa dirinya alay, katakan saja “so what..?” gak peduli orang ngomong apa karena yakinkanlah jika menjadi alay bukan kesalahan, menjadi alay karena dengan begitu lebih mampu memahami transformasi diri menjadi lebih baik.
Remaja alay adalah generasi kuncup bunga bangsa yang kian tumbuh berkembang mekar menjadi bagia dari Bumi Persada Indonesia, sayangi dan tunjukkan dunia kreatif untuk indonesia yang lebih baik..
Happy Alay…:)
More about

Diposting oleh dewasa masa kini







Apa sih masalah remaja masa kini?
Cinta?
Teman?
Sekolah / kuliah ?
Yah, yang di atas semua benar kok. Karena saya sedang mengalami salah satunya juga. Hehehe. Saya bukan orang dengan latar belakang psikologi. Jadi gag mungkin saya bisa ngomong panjang lebar tentang masalah remaja. Hanya saja, tadi sewaktu saya muncul dengan muka ditekuk berlipat-lipat di depan teman-teman seperjuangan saya, ada yang langsung menyeletuk, “Kena masalah remaja neh. . .”
Masalah-masalah seperti ini, yang kadang dianggap remeh oleh banyak orang, bisa saja menjadi penting bagi sebagian orang yang lain. Contohnya saja di Jepang. Jepang termasuk negara yang memiliki tingkat bunuh diri yang cukup lumayan *sok tau mode ON*. Dan kebanyakan adalah karena mereka memiliki masalah dengan teman seperti digencet atau istilah kerennya bullying, atau memiliki masalah dengan pelajaran karena tingginya tingkat persaingan disana. Bahkan di Solo kota saya tercinta pun, pernah ada orang yang berniat bunuh diri karena ditolak cintanya. Bah, gila benar.
Jadi akankah hal-hal seperti ini dibiarkan? Para orang tua yang anaknya masih remaja, perhatikan mereka ya. . . Karena mereka yang kelihatannya tak punya masalah mungkin saja memendam sesuatu. Tidak harus dengan menginterogasi kami yang masih  imut-imut ini *hueek :D * tapi dengan mendampingi dan selalu ada saat dibutuhkan. Begitu juga kalo saodara-saodara punya teman. Perhatikan mereka. Karena tak semua orang bercerita dengan cablaknya permasalahan mereka. Setertutup apapun, sebenarnya tak ada orang yang suka sendirian kan. Selalu ucapkan you’ll never walk alone *bukan jargon klub sepakbola hlo* pada orang-orang yang kita sayangi. Karena kita tak kan pernah tahu apa yang akan terjadi










Apa sih masalah remaja masa kini?
Cinta?
Teman?
Sekolah / kuliah ?
Yah, yang di atas semua benar kok. Karena saya sedang mengalami salah satunya juga. Hehehe. Saya bukan orang dengan latar belakang psikologi. Jadi gag mungkin saya bisa ngomong panjang lebar tentang masalah remaja. Hanya saja, tadi sewaktu saya muncul dengan muka ditekuk berlipat-lipat di depan teman-teman seperjuangan saya, ada yang langsung menyeletuk, “Kena masalah remaja neh. . .”
Masalah-masalah seperti ini, yang kadang dianggap remeh oleh banyak orang, bisa saja menjadi penting bagi sebagian orang yang lain. Contohnya saja di Jepang. Jepang termasuk negara yang memiliki tingkat bunuh diri yang cukup lumayan *sok tau mode ON*. Dan kebanyakan adalah karena mereka memiliki masalah dengan teman seperti digencet atau istilah kerennya bullying, atau memiliki masalah dengan pelajaran karena tingginya tingkat persaingan disana. Bahkan di Solo kota saya tercinta pun, pernah ada orang yang berniat bunuh diri karena ditolak cintanya. Bah, gila benar.
Jadi akankah hal-hal seperti ini dibiarkan? Para orang tua yang anaknya masih remaja, perhatikan mereka ya. . . Karena mereka yang kelihatannya tak punya masalah mungkin saja memendam sesuatu. Tidak harus dengan menginterogasi kami yang masih  imut-imut ini *hueek :D * tapi dengan mendampingi dan selalu ada saat dibutuhkan. Begitu juga kalo saodara-saodara punya teman. Perhatikan mereka. Karena tak semua orang bercerita dengan cablaknya permasalahan mereka. Setertutup apapun, sebenarnya tak ada orang yang suka sendirian kan. Selalu ucapkan you’ll never walk alone *bukan jargon klub sepakbola hlo* pada orang-orang yang kita sayangi. Karena kita tak kan pernah tahu apa yang akan terjadi





Apa sih masalah remaja masa kini?
Cinta?
Teman?
Sekolah / kuliah ?
Yah, yang di atas semua benar kok. Karena saya sedang mengalami salah satunya juga. Hehehe. Saya bukan orang dengan latar belakang psikologi. Jadi gag mungkin saya bisa ngomong panjang lebar tentang masalah remaja. Hanya saja, tadi sewaktu saya muncul dengan muka ditekuk berlipat-lipat di depan teman-teman seperjuangan saya, ada yang langsung menyeletuk, “Kena masalah remaja neh. . .”
Masalah-masalah seperti ini, yang kadang dianggap remeh oleh banyak orang, bisa saja menjadi penting bagi sebagian orang yang lain. Contohnya saja di Jepang. Jepang termasuk negara yang memiliki tingkat bunuh diri yang cukup lumayan *sok tau mode ON*. Dan kebanyakan adalah karena mereka memiliki masalah dengan teman seperti digencet atau istilah kerennya bullying, atau memiliki masalah dengan pelajaran karena tingginya tingkat persaingan disana. Bahkan di Solo kota saya tercinta pun, pernah ada orang yang berniat bunuh diri karena ditolak cintanya. Bah, gila benar.
Jadi akankah hal-hal seperti ini dibiarkan? Para orang tua yang anaknya masih remaja, perhatikan mereka ya. . . Karena mereka yang kelihatannya tak punya masalah mungkin saja memendam sesuatu. Tidak harus dengan menginterogasi kami yang masih  imut-imut ini *hueek :D * tapi dengan mendampingi dan selalu ada saat dibutuhkan. Begitu juga kalo saodara-saodara punya teman. Perhatikan mereka. Karena tak semua orang bercerita dengan cablaknya permasalahan mereka. Setertutup apapun, sebenarnya tak ada orang yang suka sendirian kan. Selalu ucapkan you’ll never walk alone *bukan jargon klub sepakbola hlo* pada orang-orang yang kita sayangi. Karena kita tak kan pernah tahu apa yang akan terjadi
More about

Gaya hidup masa kini

Diposting oleh dewasa masa kini


  Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Atau, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan juga teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya. Yah, tergantung pada bagaimana orang tersebut yang ngejalaninnya.
         Dewasa ini, gaya hidup sering disalahgunakan oleh sebagian besar remaja. Apalagi para remaja yang berada dalam kota Metropolitan. Mereka cenderung bergaya hidup dengan mengikuti mode masa kini. Tentu saja, mode yang mereka tiru adalah mode dari orang barat. Jika mereka dapat memfilter dengan baik dan tepat, maka pengaruhnya juga akan positif. Namun sebaliknya, jika tidak pintar dalam memflter mode dari orang barat tersebut, maka akan berpengaruh negatif bagi mereka sendiri.Salah satu contoh gaya hidup para remaja yang mengikuti mode orang barat dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah " Berpakaian ". Masalah berpakaian para remaja masa kini selalu dikaitkan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Karena, sebagian remaja Indonesia khususnya, dalam berpakaian selalu mengkuti mode yang berlaku. Bahkan yang lebih menyedihkan, di stasiun-stasiun tv banyak ditampilkan contoh gaya hidup dalam berpakaian para remaja yang mengikuti mode orang barat.
         Otomatis bukan hanya remaja Metropolitan saja yang mengikuti mode tersebut, tetapi juga orang-orang yang berada dalam perkampungan atau pedalaman. Sebagian besar remaja Indonesia belum dapat memfilter budaya tersebut dengan baik. So, pengaruh negatiflah yang timbul dari dalam diri remaja itu sendiri.Kita tahu bahwa mode yang dipakai oleh orang barat kebanyakan menyimpang dari moral. Sedangkan kita sadar bahwa Indonesia terkenal dengan kesopanannya dan budi luhurnya. Namun, sebagian remaja Indonesia kemudian meniru atau mengikuti mode orang barat tanpa memfilternya secara baik dan tepat. Dan mungkin itu akan berakibat buruk bagi generasi penerus kita nanti.Contoh berikutnya, gaya hidup sebagian remaja yang mengikuti budaya orang barat adalah mengkonsumsi minum - minuman keras, narkoba, dan barang haram sejenis lainnya.
         Mereka beranggapan bahwa jika tidak mengkonsumsi barang-barang tersebut, maka ia akan dinilai sebagai masyarakat yang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Ini adalah pengertian yang sangat salah. Di era modern ini, memang para remaja dituntut untuk berhati-hati dalam segala hal. Baik dalam pergaulan, maupun penerapan kehidupan. Padahal jika kita teliti, minum - minuman keras dan narkoba dapat merusak kesehatan dan mental orang yang mengkonsumsinya. Tetapi mereka tidak begitu paham dengan istilah itu. Mengapa?? Lagi-lagi karena pengaruh perkembangan zaman dan teknologi melalui tangan orang barat.
          Minum-minuman keras dan narkoba adalah salah satu contoh dari sekian banyak contoh gaya hidup orang barat yang sangat berbahaya dan sangat berpengaruh bagi maju mundurnya suatu bangsa. Dan yang lebih anehnya, budaya tersebut telah diikuti oleh sebagian remaja Indonesia. Untuk itu, di zaman yang serba modern ini orang tua yang mempunyai anak remaja harus memantau pergaulan, teman-teman, dan gaya hidup yang mereka terapkan. Dan untuk para remaja harus berhati -hati dalam menerima budaya dari luar dan harus bisa memfilter budaya dari luar secara baik dan tepat.
More aboutGaya hidup masa kini

Remaja masa kini

Diposting oleh dewasa masa kini


Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
kondisi remaja yang belum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang itu emosinya cenderung tinggi atau tidak stabil.

Mereka adalah kelompok yang paling rawan berkaitan dengan penyalahgunaan obat terlarang atau narkoba. Banyak faktor yang berperan dalam penyalahgunaan narkoba, diantaranya faktor keluarga, kepribadian, linkungan dan kesempatan.

Keluarga dimaksud adalah keluarga yang memiliki riwayat ketergantungan narkoba, keluaraga dengan aturan yang tidak konsisten, keluarga yang sering konflik, keluarga yang orang tuanya otoriter atau keluarga yang selalu menuntut kesempurnaan dan keluarga yang selalu diliputi kecemasan.

Pecandu narkoba biasanya memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang renadah. Perkembangan emosinya terhambat, ditandai oleh ketidakmpuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif, agresif dan cenderung depresi.

Remaja yang menyalahgunakan narkoba umumnya tidak mandiri dan menganggap segala sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan. Kelompok teman sebaya juga dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara teman-teman atau orang-orang seusia mempengaruhi seseorang agar berprilaku seperti kelompok itu.

Bila seorang remaja tidak berinteraksi dengan kelmpok teman yang lebih populer atau yang berprestasi, hal tersebu dapat menyebabkan frustasi sehinnga ia mencari kelompok lain yang dapat menerimanya.

Lingkungan juga tidak kalah penting juga turut mendorong terjadinya penyalahgunaan narkoba. Misalnya saja lingkungan sekolah yang kurang disiplin dan tidak tertib, sering tidak ada pelajaran pada waktu jam sekolah, serta sekolah yang tidak mempunyai fasilitas untuk menyalurkan kreatifitas siswa, merupakan cirri-ciri sekolah yang berisiko tingi terhadap adanya penyalahgunaan narkoba pada murid-muridnya.

Apalagi saat ini kesempatan untuk mendapatkan narkoba relative mudah, bahkan disekolah-sekolah termasuk SD. Lingkungan masyarakat yang masih bersikap tak acuh seolah membiarkan penyalahgunaan narkoba. Faktor lainnya adalah lemahnya penegakan hokum di Indonesia.

Penyalahgunaan obat juga berkaitan erat dengan sosio-budaya. Faktor sosio-budaya ini dapat menjadi risiko dan faktor proteksi terhadap penyalahgunaan narkoba. Artinya budaya dapat menjadi sumber atau hal pencetus terjadinya penyalahgunaan narkoba.

Pengaruh lingkungan sosial besar sekali pengaruhnya terhadap penyalahgunaan/ketergantungan obat. Kondisi sosial tertentu telah membuat keadaan sedemikian rupa sehingga kondusif bagi seseorang untuk mencoba-coba dengan obat.

Rasa ingin tahu, pemberontakan terhadap figure orang tua atau otoritas, meniru-niru, tekanan dari teman sekelompok. Rasa jenuh dan bosan, keinginan untuk melarikan diri dari kesulitan dan lain sebagainya, kesemuanya itu membuat seseorang mencari keterangan tentang khasiat obat yang dapat memberikan kepuasan dan kenikmatan.

Buat Para Orang Tua:

Bahwasanya para remaja itu masih labil dalam emosinya. Perlu adanya perhatian dan kehati-hatian dalam mendidik agar sang remaja dapat mengartikan dengan baik maksud dan tujua para orang tua dalam mendidik menggunakan cara mereka sendiri. Para remaja adalah kelompok yang paling rawan berkaitan dengan penyalahgunaan obat terlarang atau narkoba. Banyak faktor yang berperan dalam penyalahgunaan narkoba, diantaranya faktor keluarga, kepribadian, lingkungan dan kesempatan.
More aboutRemaja masa kini

Apakah kamu sudah remaja

Diposting oleh dewasa masa kini


Merujuk pada arti kamus, definisi remaja adalah penggolongan manusia yang berusia 12 tahun hingga 21 tahun. Golongan ini merupakan transisi dari apa yang disebut sebagai masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Seperti halnya masa transisi lainnya, manusia dalam golongan ini pun cenderung tidak stabil dan banyak mengalami goncangan, dikarenakan pijakan yang diandalkan masih sangat goyah.
Dalam cara berpikir dan bersikap masih antara mencoba-coba meninggalkan cara kanak-kanak tetapi belum mau menggunakan cara-cara dewasa yang sebenarnya. Transisi yang terjadi juga merujuk pada perkembangan fisik, dimana pada masa ini anak gadis akan pertama kali mendapat haid, perubahan tubuh dan perubahan suara. Lanjut membaca 

Gimana Kalo Ngga Diterima di Universitas Negeri?

tidak lulus snmptnSudah mati-matian belajar dan berdoa, tapi tetap saja ngga bisa tembus jurusan pilihan di universitas negeri favorit kita. Sedih? Sudah pasti, tapi jangan beranggapan kalau ini adalah akhir dunia. Ingat, perjalanan kamu masih panjang, dan yang kamu tempuh belum juga mulai.
Sekedar informasi perbandingan antara jumlah yang diterima dengan yang mendaftar di sebuah jurusan di universitas negeri adalah 50 : 7.000, atau dari 140 orang pendaftar hanya 1 orang yang keterima, jadi tidak keterima di universitas negeri bukan berarti kamu bodoh akan tetapi karena peluang keterimanya sangatlah kecil. Mungkin juga strategi menjawab kamu waktu itu tidak tepat atau bahkan mungkin ada faktor X seperti pensil kamu kurang hitam atau lembar jawaban kamu terselip pada saat pemeriksaan yang menyebabkan kamu tidak beruntung kali ini. Lanjut membaca 

Universitas Gajah Mada, UGM

ugmUniversitas Gajah Mada resmi didirikan pada tanggal 19 Desember 1949, Universitas yang dikenal dengan nama UGM ini adalah universitas Negeri pertama yang juga berperan sebagai Universitas Pembina di Indonesia. Pada waktu itu UGM merupakan universitas hasil leburan beberapa Universitas di Jogjakarta.
Saat ini UGM memiliki 18 Fakultas dan 1 program Pascasarjana yang berlokasi di daerah Bulaksumur, Jogjakarta. UGM memiliki visi untuk menjadi Universitas penelitian bertaraf internasional yang berorientasi kepada kepentingan Rakyat berdasarkan Pancasila pada tahun 2020. Jenis Studi yang ditawarkan adalah Sarjana (S-1), Diploma, dan Pascasarjana (S-2, S-3). Untuk Program Sarjana, penerimaan masuk Perguruan Tinggi adalah melalui Ujian Masuk Universitas Gajah Mada (UM UGM) dan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru. Lanjut membaca 

Apa Bahaya Merokok?

rokok di kalangan remajaHari gini ngga ngerokok? Jangan dulu ngecap diri kamu ngga gaul hanya karena kamu ngga ngerokok. Rokok di kalangan remaja selalu dijadikan sebagai alat ukur pergaulan.
Banyak ABG merokok bahkan sejak mereka duduk di bangku SD, dan saat ini banyak sekali pelajar dan anak muda yang berkeliaran dengan menghisap sebatang rokok. Hmm, kelihatannya keren ya, tapi tahukah kamu kalau di satu batang rokok terdapat ratusan racun?
More aboutApakah kamu sudah remaja