Arti sebuah kata "Dewasa"

Diposting oleh dewasa masa kini on Sabtu, 31 Desember 2011

“DEWASA” ini adalah satu kata yang membuat saya kebingungan untuk mendalami arti yang sesungguhnya. Suatu hari ketika berbincang dengan seseorang yang umurnya lebih tua dari saya, saya dilontarkan dengan kata “Dasar anak kecil!” padahal saat itu yang saya lakukan hanyalah tertawa kegirangan. Kemudian dia melanjutkan kata-katanya “wajarlah yah, umur kau masih kecil makanya sperti itu,” bertanya padanya “lohhh memank kalau sudah dewasa tidak boleh tertawa senang yah?” dia menjawab “tapi bukan seperti HaHaHaHaHa, inget umur gue lebih tua dari kau!”

Tutup sampai selesai perbincangan saya mulai berpikir, apa itu orang dewasa? Kalau orang pintar merasa dirinya bodoh sehingga dia bisa terus belajar, nah kalau orang dewasa apa prinsipnya sama? Jawabannya saya rasa adalah “YA”, saya ingat tentang khotbah eksposisi tentang jemaat Korintus, kondisi jemaat disana memiliki pemikiran yang seperti anak kecil, namun ironisnya mereka merasa dewasa justru itulah sifat anak kecil yang paling kekanakan / tidak dewasa!

Mengapa saat itu jemaat di Korintus dinilai Paulus sebagai orang yang belum dewasa, padahal dari segi umur tentulah mereka orang-orang yang sudah dewasa bukan? Bagaimana bisa disebut orang yang telah dewasa? Pikiran saya susah sekali menjadi dewasa kalau hanya bersukacita gembira saja tidak boleh. Lalu kekanakan bagaimana yang menurut alkitab? Yang saat itu Paulus jelas-jelas bilang belum dewasa itu?

Pelan-pelan mencarinya dari Alkitab, karena saya sangat yakin pasti jawabannya ada dalam Alkitab, karena Bapa yang disorga pasti ingin semua anak-anakNya bertumbuh dewasa.

Lirikan pertama Yohanes 9:21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri." Dari ayat ini yang menggugah saya adalah kalimat “ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.”

Mencoba mengingat masa kecil (masih bayi), disini saya yakin sekali bukan hanya saya tetapi semua orang lain juga akan mengalami hal yang sama, “adakah diantara kita semua yang bisa mengenal dirinya sendiri saat masih bayi?” saya yakin jawabannya TIDAK ADA YANG BISA! Coba perhatikan para bayi-bayi yang baru lahir dimana kedua orang-tuanya lekas memberinya nama, namun pastilah bayi-bayi itu tetap tidak akan bisa mengenal siapa dirinya sendiri bukan? Ketika bayi, kita tidak bisa membedakan mana yang tangan kiri dan mana yang tangan kanan, ketika bayi kita tidak tau kalau kita memakai baju berwarna putih, kita tidak tau berapa berat badan kita, dan semuanya kita tidak tau, karena kita belum mampu mengenal diri sendiri.

Mulai dari balita (1-5thn) barulah setiap manusia mulai mempelajari dan mengenal dirinya sendiri, misalnya kalau kita bertanya pada mereka tentang perbedaan mana tangan kanan dan tangan kiri, mereka mulai mengetahui mana perbedaan itu.

Dalam pengertian saya, seorang anak-anak kecil adalah sosok yang masih membutuhkan bantuan dari orang tua, atau dari orang lain. Dari bayi menangis ingin makan, dia tidak bisa makan sendiri tanpa disuapin oleh orang-tuanya atau orang lain, hal itu saya namakan dengan kata “menyusahkan orang lain.” Menyusahkan adalah hal yang buruk, namun mereka tidak mengerti kalau hal yang mereka lakukan itu adalah buruk itu wajar, karena mereka masih anak-anak dan belum mampu berpikir dengan kritis seperti layaknya orang yang sudah berumur lebih tua lainnya.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar